Kamis, 28 April 2011

perawatan decubitus

 PENCEGAHAN DAN PERAWATAN DECUBITUS

Decubitus atau luka baring adalah luka karena penekanan terus menerus padasuatu tempat yang sama dan biasanya terdapat pada daerah tonjolan tulang.
Segala metaboisme sel normal, maka hal tersebut tergantung pada nutrisi yang didapat. Pembuangan sisa metabolisme dan setiap kondisi yang mempengaruhi pertukaran yang berdampak pada fungsi sel misalnya gangguan sirkulasi darah pada penekanan kulit daerah antara tulang dan tempat tidur sebagi subjek, sering terdapat decubitus yang ditandai dengan perubahan warna kerusakan kulit dan kemudian terdapat luka yang sangat mudah terinfeksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh Staphylococcus Aureus, Hemolitik Streprococcus Coli, Colon Bacilli, Procyancus Bacilli dll
Predisposisi dan penyebab langsung decubitus yang utama adalah penekanan :
1. Individu yang kurus dengan suhu tubuh tinggi dari normal, mendapat pengobatan Corticosteroid.
2. Tekanan yang rendah pada waktu yang lama lebih merusak jaringan daripada penekanan yang tinggi pada waktu yang singkat.
3. Keadaan lebih parah timbul bila penekanan lebih dari 6 jam.

Tekanan selama 2 jam sudah menimbulkan infiltrasi sel, perdarahan kepiler dan degenerasi sel. Tekanan dapat beasal dari tubuh yang berbaringterlalu lama pada satu posisi, gips, atau ikatan. Efek penekanan sering kali diawali dengan panas, lembab iritasi bagian kulit karena urine, faeces, cairan vagina, keringat. Kerutan daerah bokong, gesekan akibat berbaring , atau pada dua prmukaaankulit yang kontk terus-menerus semuanya dapat menimbulkan luka tekan / luka baring.
Segala sesuatu yang mempengaruhi sirkulasi atau nutrisi khususnya bila suplai syaraf kurang yaitu pada kelumpuhan, kasus patah tulang atau post operasi dimana syaraf telah dibuang dapat menimbulkan luka decubitus.
Bila kulit rusak, massage dilakukan hanya sekitar luka dengan gerakan luar untuk merangsang aliran darah.
Bukia area yang kemerahan agar mendapat cahaya dan panas radiasi untuk meningkatkan sirkulasi serta mencegah kerusakan yang lebih parah. Pertahankan kulit dalam keadaan kering dan cegah gesekan dengan pemakaian bedak atau talk.

Lokasi Decubitus
Bagian-bagian tubuh yang menonjol dan mendapat tekanan terus-menerus :
1. Pada pasien yang tidur berbaring.
- Belakang kepala.
- Bahu.
- Punggung.
- Sacrum.
- Tumit.

2. Pada pasien yang tidur miring.
- Daun telinga.
- Bahu.
- Pinggul.
- Lutut.
- Mata kaki bagian luar.

3. Pada pasien yang tertelungkup.
- Dahi.
- Hidung.
- Dagu.
- Lutut.

Gejala decubitus
Panas, kemerahan, lembek, tak nyaman dan sakit, salah satu penelitian menyatakan bahwa gejala mungkin tidak nampak sebelum 2 - 9 hari setelah terjadi kerusakan jaringan karena itu penting melakukan pencegahan. Jika tekanan tiak dikurangi, jaringan menjadi lebih parah. Vena permukaan terasa ada penekanan shingga aliran darah dihambat dan vena menjadi rusak, yang secara mekanik dapat mencegah aliran darah arteri. Hal ini akan membuat jaringan berwarna biru atau abu-abu, terasa dingin dan tak terasa. Jika tekanan tidak segera dikurangi, sirkulasi menjadi terhambat akibatnya terjadi ganggren.

Tingkat Decubitus.
1. Tingkat I. Decubitus Eksematosa.
Pada tingkat ini kulit mulai berwarnamerah dan menjadi lembek berisi cairan, kadang-kadang berisi nanah bila terinfeksi dan mudah peah.
2. Tingkat II. Decubitus Eksoriative.
Pada tingkat ini kulit menjadi lecet, terjadi luka yang tidak terlalu dalam dan kadang-kadang terdapat jaringan yang nekrose.
3. Tingkat III. Decubitus Ganggrenosa.
Pada tingkat ini terjadi luka yan dalam disertai dengan adanya jaringan nekrose, Jaringan yang mati dan terinfeksi inilah yang disebut ganggren. Luka ini kadang-kadang terjaddi sampai jaringan tulang.

Perencanaan dan Pelaksanaan Perawatan.
1. Menjaga kebersihan kulit penderita.
Misal, sehabis mandi badan dikeringkan, mengganti pakaian, alat tenun bila basah atau lembab.
2. Memberikan pembaringan berganti.
3. Menggosok bagian-bagian yang menonjol dengan kamper spirtus dan talk.
4. Kain alas tempat tidur harus licin, bersih dan kering.
5. Memberiakn makanan yang mengandung gizi yang cukup pada penderita.
6. Kalau perlu pasang D Catheter sesuai instruksi dokter.
7. Membersihkan luka sesuai dengan prosedur yang berlaku dan merawatnya sesuai dengan kerusakan kulit.

Perawatan Decubitus Eksematosa
.
Waktu merawat setiap hari setelah pasien mandi.
Alat-alat yang diperlukan ;
- Kamper spirtus, talk dan bantal angin / cincin tumit.
Cara kerja ;
1. Posisi penderita yang nyaman.
2. Pada kulit yang sudah mulai merah gosok dengan kamper spirtus / zalf, beri bedak tipis.
3. Pada bagian tubuh yang tertekan beri bantal angin / cincin.

Perawatan Decubitus Eksoriative.
Waktu merawat setiap hari setelah mandi.
Alat-alat :
Handuk, piala ginjal, obat-obatan sesuai instruksi dokter, potongan es, hair dryer, bantalan kapas, pinset steril, korentang steril, kassa steril, gunting, cincin tumit, kamper spirtus, talk, handscoen dan kantong plastik.
Cara Kerja :
1. Bentangkan handuk dibawah tubuh yang akan dirawat.
2. Verband dibuka dan kassa segera masukan ke plastik.
3. Cuci tangan, pakai sarung tangan, gosok decubitus dengan potongan es disekeliling luka 1 - 2 mewnit kemudian gunakan hair dryer panas dingin bergantian 1 - 2 menit.
4. Bagian yang luka beri obat sesuai yang ditentukan dan pinggirnya beri zink olie tipis-tipis.
5. Tutup luka dengan kassa steril bila perlu bantalan.
6. Bagain kulit yang baik, gosok dengan kamper spirtus dan beri talk tipis-tipis

pencegahan infeksi nasokomial

    Pengertian Infeksi Nosokomial
    SCRUB Infeksi yang didapat penderita ketika penderita tersebut dirawat di rumah sakit yang bercirikan :
    · Tanda-tanda klinis infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya         setelah 3 x 24 jam sejak mulai perawatan.
    · Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang masa inkubasi dari infeksi tersebut.
    · Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda-tanda klinis dari infeksi tersebut
    · Infeksi tersebut bukan sisa dari infeksi sebelumnya
    · Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.
    Perkecualian :
    · Bila tanda-tanda infeksi sudah timbul pada masa kurang dari 3 x 24 jam sejak mulai perawatan, tergantung masa inkubasi dari masing-masing jenis infeksi.
    · Untuk penderita yang setelah keluar dari rumah sakit kemudian timbul tanda-tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi nososkomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.
    Tidak termasuk infeksi nosokomial yaitu keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh produk bakteri.
    Bakteremia nosokomial
    Bakteremia yang terjadi setelah tindakan invasive (intrumentasi) yang dilakukan di rumah sakit. Antara lain :
    · Tranfusi darah/pemberian cairan parenteral
    · Pungsi lumbal
    · Pungsi sumsum tulang
    · Kateterisasi buli-buli/vena
    · Intubasi endotrakeal/ pemasangan respirator
    · Biopsy
    · Tindakan bedah
    · Endoskopi dll.
    Bakteremia baru terjadi sesudah penderita dirawat di rumah sakit selama 3 x 24 jam atau lebih
    Khusus untuk neonatus :
    · Bila didapat lebih dari 3 hari pada partus normal
    · Bila lebih dari 5 hari pada partus patologik
    · Bila didapat adanya port d’entree yang jelas, merahnya luka bekas infus, luka bekas tusukan jarum, luka bekas forsep, vakum dan lain-lain.
    Diagnosis bakteremia sebaiknya didasarkan atas data klinis dan data laboratorium
    Cara Mencegah Infeksi Nosokomial
    Dengan menggunakan standart,antara lain :
    Cuci Tangan
  • Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi
  • Segera setelah melepas sarung tangan
  • Di antara sentuhan dengan pasien

    Sarung Tangan
  • Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi
  • Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka
    Masker, Kaca Mata, Masker Muka
  • Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh
    Baju Pelindung
  • Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
  • Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
    Kain
  • Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
  • Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien
    Peralatan Perawatan Pasien
  • Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
  • Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
    Pembersihan Lingkungan
  • Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
    Instrumen Tajam
  • Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
  • Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
  • Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan
  • Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan
    Resusitasi Pasien
  • Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
    Penempatan Pasien
  • Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi

Jumat, 15 April 2011

mencegah lebih baik dari pada mengobati

Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati

Cetak Email
 

Saya melihat semakin banyak orang yang mengalami penyakit jantung, stroke baik dalam negeri maupun di luar negeri. Sebagai sesama manusia saya ikut prihatin dan kasian atas apa yang dialami oleh mereka yang berusia 50 tahun keatas. Untuk menghindar hal tersebut kita harus selalu memeriksakan diri sekali dalam 6 bulan. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Juga berdoa dan bekerja harus sama-sama jalan. Kalau berdoa terus dan tidak ada usaha untuk mengobati semuanya sia-sia, begitupun sebaliknya.
{mosgoogle}Saya pernah membaca tentang kegunaan buah merah bisa mengobati berbagai penyakit kronis dan berbahaya,seperti di bawah ini:
Hipertensi, Stroke, dan Jantung
Seseorang dinyatakan hipertensi bila tekanan darahnya di atas 140/90 mm Hg. Orang beresiko terkena hipertensi bila tinggi kolesterol, makan makanan beralkohol, merokok, obesitas, dan kurang olah raga. Penyakit yang sering menyertai hipertensi yaitu stroke dan serangan jantung.
Buah merah mengandung tokoferol yang dapat mengencerkan darah dan memperlancar sirkulasi darah sehingga kandungan oksigen dalam darah normal. Beta karoten dapat memperlambat penumpukan flek dalam pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak maupun jantung dapat berjalan lancar.
Kanker dan Tumor
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang tumbuh dengan cepat dan tak terkendali. Penyebabnya zat karsinogen, radiasi, virus, hormon.
Kandungan tokoferol dan beta karoten merupakan antioksidan(penangkan racun) dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta mencegah dan menghambat permbiakan sel-sel kanker (karsinogen).
Hepatitis
Hepatitis merupakan gangguan pada fungsi hati yang sebagian besar disebabkan adanya virus. Hepatitis B dan C yang tidak diobati dapat berkembang menjadi kanker hati (sorosis).
Sari buah merah mengandung antivirus dan antioksidan yang dapat menghambat pembentukan sel kanker. Selain itu, sari buah merah memacu regenerasi sel hati.
Kolesterol
Tinggi kolesterol dalam darah, terutama trigliserida dan HDL (High Density Lipoprotein), dapat menyebabkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah di jantung, otak dan ginjal. Pemicunya adalah konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh yang berlebihan. Sari buah merah dapat menetralisir kolesterol dalam darah.
Diabetes Mellitus
Kelenjar pankreas dalam tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang dibutuhkan sehingga penyerapan gula darah kurang. Akibatnya kadar gula dalam darah meningkat. Tokoferol memperbaiki kerja pankreas menjadi normal kembali.
Osteoporosis (Pengeroposan Tulang)
Penyebab utama karena tubuh kekurangan kalsium sehingga kalsium di dalam tulang diurai untuk mencukupi kekurangan tersebut. Dengan kandungan kalsium yang tinggi. Buah merah dapat menambah jumlah kalsium dalam tubuh sehingga dapat mencegah dan mengobati osteoporosis.
Bagi anda yang mengalami penyakit-penyakit berbahaya diatas bisa mencobanya.